Ngomong-ngomong soal CBTP, banyak orang masih bertanya-tanya: amankah kalau file sensitif disimpan di awan? Tak sedikit yang merasa galau, apalagi kalau data itu berisi rahasia perusahaan atau nomor rekening bos. Benar bahwa penyedia layanan cloud besar macam AWS, Google Cloud, hingga Azure selalu menggaungkan keamanan berlapis. Tapi sebaik apa, sih, “benteng digital” mereka?
Pertama, cloud server memakai enkripsi. File dikunci rapat, baik saat dikirim maupun tersimpan. Tanpa kunci enkripsi, membuka file ibarat mencoba membuka brankas tanpa kode—mustahil. Data yang bergerak dari komputer Anda ke server diselimuti SSL/TLS. Ibarat lewat jalan tol, tapi mobilnya kebal jambret.
Yang menarik lagi, cloud server punya fitur backup otomatis dan disaster recovery. Artinya, jika komputer Anda kena virus atau hard disk hangus, data di cloud tetap utuh. Bahkan jika salah satu data center penyedia mati lampu atau kebanjiran, data Anda sudah punya ‘kembaran’ di lokasi berbeda.
Tentu, bukan berarti tanpa risiko. Tidak ada sistem digital di muka bumi ini yang benar-benar aman seratus persen. Cloud provider besar memang punya keamanan fisik data center yang ketat CCTV, fingerprint, security 24 jam. Tapi ancaman siber makin canggih. Ada celah keamanan, ada peretas yang mencoba menembus.
Faktor keamanan sering bergantung pada pengguna juga. Password mudah ditebak? Gawat. Perusahaan besar bahkan menerapkan autentikasi dua langkah atau bahkan multi-factor authentication. Jadi, akses tidak semudah mengetik kata sandi di siang bolong.
Ada kalanya, informasi sensitif butuh perlakuan ekstra. Data keuangan, kesehatan, atau identitas pribadi tetap disarankan memakai sistem enkripsi tambahan sebelum diunggah. Beberapa perusahaan malah menerapkan hybrid cloud: data umum di cloud komersial, data super sensitif disimpan di server fisik milik sendiri.
Buat yang sering parno soal hack, jangan lupa mengecek riwayat kasus provider pilihan sebelum pindah data. Bacalah ulasan pengguna lain, cek fitur yang ditawarkan, dan pahami kebijakan privasi mereka. Intinya, cloud server aman selama pengguna juga tidak lengah. Bagaikan menyimpan emas di bank, Anda tetap harus hati-hati jaga nomor pin dan akses rekening. Jangan sampai “rumah digital” sudah dikunci berlapis, tapi malah pintu sampingnya lupa digembok.